Jumat, 22 November 2013

PENGALAMAN MEMBACA DAN MENGAMALKAN AL-QUR’AN

Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.  Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah. Konsep ibadah yang jelas dan menyeluruh agar manusia senantiasa mendapat bekalan yang baru. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan oleh yang maha agung agar dapat mengenal sifat-sifatmya yang unggul.
 
Kita dikehendaki membaca, mendalami dan menghayati isi kandungan Al-Quran kerana ia diturunkan bukan untuk dijadikan perhiasan saja, dengan itu kita tidak hanya mendapatkan pahala yang besar dan keridhaan dari Allah, tetapi juga kegunaan lain dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun      pahala      membaca     surat-surat     banyak   driwayatkan    dalam   hadis-hadis Rasulullah SAW antaranya:
“Siapa   yang   mambaca   surat  Yasin  dipermulaan   hari,  segala  hajatnya bagi  hari  itu dipenuhi.”
 
Ketika saya duduk dibangku SMA, guru saya pun mengatakan apabila kita kehilangan sesuatu benda, maka hendaklah kamu membaca surat Yasin ayat 81-83 yang artinya:
36:81. Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa.  Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.
36:82. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: Jadilah!” maka terjadilah ia.
36:83. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.
 
Dan ketika saya kehilangan sesuatu benda, saya ingat dengan apa yang guru saya katakan. Dan hal itu pun saya coba dengan terus berusaha untuk mencari benda tersebut. Meskipun benda itu sudah hilang sejak beberapa jam yang lalu, tetapi hal itu terbukti dan saya menemukan benda yang hilang tersebut. Dan kejadian itu tidak hanya saya buktikan sekali atau dua kali, tetapi sudah berkali-kali. Hingga akhirnya saya kehilangan benda yang menurut saya sangat penting, yaitu anting pemberian orang tua saya. Salah satu dari anting tersebut hilang, benda yang sangat kecil bentuknya dan pasti sulit untuk dicari karena tidak tahu jatuh dimana. Lalu saya pun membaca surat Yasin itu berulang-ulang dengan terus berusaha mencarinya. Dan akhirnya anting itu pun saya temukan meskipun sudah beberapa jam kemudian. Semua itu terbukti, segala sesuatu yang Allah perintahkan memang tidak ada yang merugikan untuk umatnya dan apapun yang Allah kehendaki cukup baginya hanya dengan mengatakan “Jadilah!”, maka terjadilah ia.

HADIS MAUDHU'

A.    Pengertian Hadis Maudhu’
Al-Maudhu adalah isim maf’ul dari wa-dha-‘a, ya-dha-‘u, wadha-‘an yang mempunyai arti al-isqath (meletakkan atau menyimpan) al-iftira’ wa al-ikhtilaq(mengada-ada atau membuat-buat) dan al-tarku (ditinggal)
Pengertian hadis Maudhu menurut istilah adalah:
“Hadits yang disandarkan kepada Rasulullah SAW. Secara dibuat-buat dan dusta, padahal beliau tidak mengatakan, berbuat ataupun menetapkannya”
Jadi, hadis Maudhu itu adalah bukan hadis yang bersumber dari Rasul atau dengan kata lain bukan hadis Rasul, akan tetapi suatu perkataan atau perbuatan seseorang atau pihak-pihak tertentu dengan suatu alasan kemudian dinisbatkan kepada Rasul.`
Dalam sejarah, dikatakan bahwa yang pertama-tama membuat hadis palsu adalah golongan Syi’ah. Dan yang paling banyak diantara mereka adalah dari golongan Syi’ah Rafidhah.
 
B.     Sejarah Timbulnya Hadis Maudhu’
Pemalsuan hadis tidak hanya dilakukan oleh orang-orang Islam, akan tetapi juga dilakukan oleh orang-orang non-Islam. Ada beberapa motif yang mendorong pembuatan hadis palsu, yaitu:
1.      Pertentangan Politik
Konflik-konflik politik telah menyeret permasalahan keagamaan masuk ke dalam ruang lingkup perpolitikan dan membawa pengaruh terhadap madzab-madzab keagamaan. Hal tersebut terjadi pada masa kekhalifahan ‘Ali bin Abi Thalib. Perpecahan umat menjadi beberapa golongan, membuat mereka berkompetisi menjadi unggul, maka dari itu di buatlah pernyataan-pernyataan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pada saat inilah, hadis palsu mulai berkembang.
Contoh hadis palsu yang dibuat kaum Syiah, seperti berikut:
 
“Wahai Ali, sesungguhnya Allah SWT, telah mengampunimu, keturunanmu, kedua orangtuamu, keluargamu, (golongan) Syiah-mu, dan orang yang mencintai (golongan) Syiah-mu”.
 
2.      Usaha Kaum Zindik
Merupakan usaha kaum Zindik yang membenci Islam sebagai agama dan dasar pemeritahan, untuk menghancurkan agama Islam dari dalam melalui pemalsuan hadis. Hammad bin Zaid mengatakan “hadis yang dibuat kaum Zindik berjumlah 12.000 hadis”. Salah satu contohnya, antara lain:
“Melihat wajah cantik termasuk ibadah”
 
3.      Fanatik Terhadap Bangsa, Suku, Negeri, Bahasa, dan Pimpinan
Sikap ego dan fanatik serta ingin menonjolkan seseorang, bangsa, kelompok dan yang lain membuat hadis palsu bermunculan.
Golongan Al-Syu’ubiyah yang fanatik terhadap bahasa Persia mengatakan:
 
 
 
“Apabila Allah murka, maka Dia menurunkan wahyu dengan bahasa Arab. Dan apabila senang, maka akan menurunkannya dengan bahasa Persi”
Sedangkan orang Arab yang fanatik terhadap bahasanya berkata       
“Apabila Allah murka, menurunkan wahyu dengan bahasa Persi. Dan apabila senang menurunkannya dengan bahasa Arab”
 
4.      Mempengaruhi Kaum Awam dengan Kisah dan Nasihat
Para pemalsu hadis ini mengatakan hadis secara berlebihan dan tidak masuk akal dengan tujuan memperoleh simpatik dari pendengarnya dan agar mereka kagum melihat kemampuannya.
Ayyub Al-Sikhtiyani memberikan komentar terhadap akibat dari pengaruh para tukang cerita dalam perusak hadis:



 
 
 

“Tiada sejelek-jeleknya pembicaraan kecuali (yang berasal) dari tukang cerita”.
 
5.      Perselisihan Madzhab dan Ilmu Kalam
Munculnya hadis-hadis palsu dalam masalah fiqih dan ilmu kalam ini berasal dari para pengikut Mazhab. Mereka berani melakukan pemalsuan hadis karena didorong sifat fanatik dan ingin menguatkan mazhabnya masing-masing.
Diantara hadis-hadis palsu tentang masalah ini adalah:
a)      Siapa yang mengangkat kedua tangannya dalam shalat, maka shalatnya tidak sah.
b)      Semua yang ada di bumi dan langit serta di antara keduanya adalah makhluk, kecuali Allah dan Al-Qur’an. Dan kelak akan ada di antara umatku yang menyatakan “al-qur’an itu makhluk”. Barang siapa yang menyatakan demikian, niscaya ia telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung dan saat itu pula jatuhlah talak kepada istrinya.
 
6.      Membangkitkan Gairah Beribadat, Tanpa Mengerti Apa yang Dilakukan
Para ulama yang membuat hadis palsu mengungkapkan bahwa tindakan mereka benar dan merupakan upaya pendekatan diri kepada Allah, serta menjujung tinggi agama-Nya. Mereka mengatakan “kami berdosa semata-mata untuk menjunjung tinggi nama Rasulullah dan bukan sebaliknya.”
Ghulam Al-Khail (dikenal ahli Zuhud) membuat hadis tentang keutamaan wirid dengan maksud memperhalus kalbu manusia, merupakan salah satu contohnya.
7.      Menjilat Penguasa
Motif dilakukan pemalsuan hadis karena beberapa motif, seperti:
Pertama, karena sengaja; kedua, karena ada yang tidak sengaja merusak agama; ketiga, ada ada yang karena keyakinannnya bahwa membuat hadis palsu diperbolehkan; dan keempat, ada karena tidak tahu bahwa dirinya membuat hadis palsu.
 
C.     Usaha Para Ulama Dalam Menanggulangi Hadis Maudhu’
Ada beberapa usaha yang dilakukan para ulama dalam menanggulangi hadis maudhu’, dengan tujuan agar hadis tetap eksis, terpelihara dan bersih dari pemalsuan tangan orang-orang kotor. Diantara usaha-usaha sebagai berikut adalah:
1)      Memelihara Sanad Hadis
Dalam rangka memelihara sunnah, siapa saja yang mengaku mendapat sunnah harus disertai dengan sanad. Jika tidak disertai sanad maka suatu hadis tidak dapat diterima.
2)      Meningkatkan Kesungguhan Penelitian
Para ulama mengadakan penelitian dan pemeriksaan hadis yang mereka dengar atau yang mereka terima dari sesamanya. Mereka juga saling mengingatkan dan bermudzakarah bersama sahabat lain agar tidak melupakan hadis dan mengetahui yang shahih dan tidak shahih. Hasil penelitian mereka dibukukan di berbagai buku hadis atau ilmu hadis yang besar-besar dan berjilid-jilid dari masa ke masa, seperti Buku Induk Hadis Enam atau Tujuh.
3)      Mengisolir Para Pendusta Hadis
Para ulama berhati-hati dalam menerima dan meriwayatkan hadis. Jika ada pendusta hadis maka dijauhkan dan masyarakat menjauh darinya. Semua ahli ilmu juga menyampaikan hadis-hadis maudhu’ dan pembuatnya itu kepada muridnya, agar mereka menjauhi dan tidak meriwayatkan hadis daripadanya.
4)      Menerangkan Keadaan Para Perawi
Dalam membasmi hadis maudhu’, para ahli hadis berusaha menelusuri sejarah kehidupan ataupun dari segi sifat-sifat para perawi hadis dan andal daya ingatnya dan sebaliknya, sehingga dapat dibedakan mana hadis shahih dan tidak shahih, mana hadis yang sesungguhnya dan yang dipalsukan.
5)      Memberikan Kaidah-Kaidah Hadis
Para ulama meletakkan kaidah-kaidah secara metodologis tentang penelitian hadis untuk menganalisis otesintasnya, sehingga diketahui mana yang shahih dan tidak shahih, hasan, dha’if dan maudhu’.
 
D.    Kitab-kitab yang Memuat Hadis Maudhu’
Diantara kitab-kitab yang memuat hadis maudhu’ adalah sebagai berikut:
a.       Tadzkirah Al-Mawdhu’at, karya Abu Al-Fadhal Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi (448-507H). Kitab ini menyebutkan hadis secara alfabet dan disebutkan nama perawi yang dinilai cacat (Tajrih).
b.      Al-Mawdhu’at Al-Kubra, karya Abu Al-Faraj Abdurrahman Al-Jauzi (508-597H) 4 jilid.
c.       Al-La’ali Al-Mashu’ah fi Al-Ahadits Al-Mawdhu’ah, karya Jalaluddin As-Suyutthi (849-911H).
d.      Al-Ba’its ‘ala Al-Khalash min Hawadits Al-Qashash, karya Zainuddin Abdurrahim Al-Iraqi (725-806H).
e.       Al-Fawa’id Al-Majmu’ah fi Al-Ahadist Al-Mawdhu’ah, karya Al-Qadhi Abu Abdullah Muhammad bin Ali Asy-Syaukani (1173-1255H).

PROSES PEMBENTUKAN TINGKAH LAKU YANG MEMPRIBADI

A.    ARTI PEMBENTUKAN AKHLAK
Menrurut sebagian ahli, akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa manusia
sejak lahir. Bagi golongan ini bahwa masalah akhlak adalah pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau fitrah yang ada dalam diri manusia, dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu cenderung kepada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini, maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya, walaupun tanpa dibentuk atau di usahakan (ghair muktasabah).
Selanjutnya ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh.2kelompok yang mengatakan ini umumnya datang dari ulama-ulama islam yang cenderung pada akhlak. Ibnu Miswakaih, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dll termasuk kepada kelompok yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil usaha (Muktasabah).
Pada kenyataan di lapangan, usaha pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rasulnyahormat kepada kedua orang tua, dan sayang kepada semua makhluk Tuhan. Dan begitu pun sebaliknya, jika seorang anak tidak di bina maka dia akan melakukan perbuatan-perbuatan tercela.
Keadaan pembinaan ini semakin terasa di perlukan terutama pada saat dimana semakin banyak tantangan dan godaan sebagai dampak dari kemajuan di bidang iptek. Saat ini misalnya orang akan dengan mudah berkomunikasi dengan apapun yang ada di dunia ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat te;ekomunikasi. Peristiwa yang baik atau yang buruk dapat dengan mudah dilihat melalui berbagai media. Demikian pula produk obat-obatan terlaang, minuman keras, dan pola hidup materialistik dan hedonistik semakin menggejala. Semua ini jelas membutuhkan pembinaan akhlak.
Akhlak merupakan hasil usaha dalam mendidik dan melatih dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia. Pembentukan akhlak dapat di artikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan di laksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten.
B.     METODE PEMBINAAN AKHLAK
             Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilhat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya beliau menegaskan “innama buitsu li utammima makarim al-akhlak” (HR.Ahmad) (Hanya saja aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia).
             Pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus di dahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin.
             Hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap rukun Islam yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun Islam yang lima itu terkandung konsep pembinaan akhlak. Rukun Islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat ini mengandung pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk kepada aturan dan tuntutan Allah. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah dan Rasulnya sudah dapat di pastikan akan menjadi orang yang baik.                                                                                   
             Selanjutnya Rukun Islam yang kedua adalah mengerjakan shalat 5 waktu. Shalat yang di kerjakan akan membawa pelakunya terhindar dari perbuatan yang keji dan munkar. Dalam Rukun Islam yang ketiga, yaitu zakat juga mengandung didikan akhlak, yaitu agar orang yang melsanakannya dapat membersihkan dirinya dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri, dan membersihkan hartanya dari hak orang lain, yaitu hak fakir miskin dan seterusnya. Muhammad al-Ghazali mengatakan bahwa hakikat zakat adalah untuk membersihkan jiwa dan mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih mulia.
              Rukun Islam yang keempat, bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum dalam waktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu merupakan latihan menahan diri dari keinginan melakukan perbuatan keji yang dilarang.
                  Rukun Isam yang kelima adalah ibadah haji. Dalam ibadah haji ini pun nilai pembinaan akhlaknya lebih besar lagi di bandingkan dengan nilai pembinaan akhlak yang ada pada ibadah dalam Rukun Islam lainnya. Hal ini bisa dipahami karena ibadah haji adalah ibadah dalam Islam yang bersifat komprehensif yang menuntut persyaratan yang banyak, yaitu di samping harus menguasai ilmunya, juga harus sehat fisiknya, ada kemauan keras, bersabar dalam menjalankannya dan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, serta rela meninggalkan tanah air, harta kekayaan dan lainnya.
                   Hubungan antara rukun Iman dan rukun Islam terhadap pembinaan akhlak sebagaimana di gambarkan diatas, menunjukkan bahwa pembinaan akhlak yang di tempuh Islam adalah menggunakan cara atau sistem yang integrated, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana peribadatan dan lainnya secara simultan untuk di arahkan pada pembinaan akhlak.
                   Cara lain yang dapat di tempuh dalam pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang di lakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Imam al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Untuk ini al-Ghazali menganjurkan agar akhlak diajarkan, uyaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.
                   Dan cara lainnya dalam hal pembinaan akhlak ini adalah melalui keteladanan. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi dan larangan. Pendidikan itu tidak akan sukses, melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata.
                   Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula di lakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Menurut hasil penelitian para psikolog bahwa kejiwaan manusia berbeda-beda menurut perbedaan tingkat usia. Pada usia kanak-kanak misalnya, mereka lebih menyukai kepada hal-hal yang bersifat rekreatif dan bermain. Hal ini pernah dilakukan para ulama dimasa lalu. Mereka menyajikan akhlak lewat syair yang berisi sifat-sifat Allah dan Rasul, anjuran beribadah dan berakhlak mulia dan lainnya.
C.     FSKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN AKHLAK
 
                Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat populer. Pertama aliran Nativisme, kedua aliran Empirisme, dan ketiga aliranKonvergensi.
               
                Menurut aliran Nativisme faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lainnya.
               
                Selanjutnya menurut aliran Empirisme, faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang di berikan.
               
                Sedangkan dalam aliran Konvergensi pembentukan akhlak di pengaruhi oleh faktor ineernal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang di buat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Aliran yang ketiga, yakni aliran Konvergensi itu tampak sesuai dengan ajaran Islam.
manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran dan hati sanubari.
                  Kesesuaian teor Konvergensi tersebut juga sejalan dengan hadis Nabi yang yang artinya: “Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan (membawa) fithrah (rasa ketuhanan dan kecenderungan kepada kebenaran), maka kedua orang tuanyalah yang membentuk anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR.Bukhari).
 
 
                  Dan di dalam hadis Nabi banyak dijumpai anjuran agar orang tua  membina anaknya. Misalnya hads yang berbunyi: “Didiklah anakmu sekalian dengan tiga perkara:mencintai nabimu, mencintai keluarganya dan membaca al-Qur’an, karena orang yang membawa (hafal) al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, di hari tidak ada perindunga kecuali perlindungannya, bersama para nabi dan kekasihnya.” (HR.al-Dailami dari Ali).
                Dengan demikian faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak di anak ada dua, yaitu faktor dari dalam yaitu potensi fisik, intelektual dan hati (rohaniah) yang dibawa si anak dari sejak lahir, dan faktor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua di rumah, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh serta pemimpin di masyarakat. Melalui kerja sama yang baik antara tiga lembaga pendidikan tersebut, maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan), dan psikomotorik (pengamalan) ajaran yang di ajarkan akan terbentuk pada diri anak.
D.    MANFAAT AKHLAK YANG MULIA
 
                 Al-Qur’an  dan al-Hadis banyak sekali memberi informasi tentang manaat akhlak yang mulia itu. Allah berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki meupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS.al-Nahl, 16:97).
 
                 Ayat tersebut dengan jelas menggambarkan keuntungan atau manfaat dari akhlak yang mulia, yang dalam hal ini berimandan beramal saleh. Mereka itu akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan rezeki yang berlimpah ruah, mendapatkan pahal yang berlipat ganda di akhirat dengan masuknya ke dalam surga. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak mulia itu adalah keberuntungan hidup di dunia dan akhirat.
 
                  Selanjutnya di dalam hadis juga banyak dijumpai keterangan tentang datangnya keberuntungan dari akhak. Keberuntungan tersebut di antaranya:
1.      Memperkuat dan menyempurnakan agama
2.      Mempermudah perhitungan amal di akhirat
3.      Menghilangkan kesulitan
4.      Selamat hidup di dunia dan akhirat

Teknik Komunikasi Yang Paling Efektif


Komunikasi adalah hal yang sangat penting. Tanpa komunikasi, tak ada suatu transaksi pun yang bisa terjadi, tak ada transfer ilmu, data dan sebagainya yang mungkin dilakukan. Sebagai makhluk sosial, komunikasi memegang peranan paling krusial dalam kehidupan manusia.

Bagaimanapun, kemampuan komunikasi seseorang takkan tumbuh dan lahir begitu saja. Maka dari itu dibutuhkan suatu pelatihan komunikasi agar mampu membangun komunikasi yang efektif. Pelatihan komunikasi sangatlah penting khususnya dalam bidang pemasaran. Takkan bisa diraih target penjualan dan peningkatannya jika tidak dibarengi dengan pelatihan komunikasi yang efektif dan berkesinambungan.

Sebelum bicara lebih jauh mengenai teknik pelatihan komunikasi, mengenali kemampuan diri dan melatihnya untuk berkomunikasi secara efektif adalah hal yang pertama. Berikut ini tujuh tips yang mungkin dapat bermanfaat untuk anda :

1. Bicaralah Sesuatu yang Kita Ketahui

Membicarakan sesuatu yang kita ketahui atau pernah kita alami akan membuat kata-kata anda memiliki jiwa dan terdengar lebih kokoh.

2. Dengarkan Suara Kita Sendiri

Bicara lah tentang sesuatu hal yang pernah kita alami. Rekam dan dengarkan dengan seksama. Dapat anda rasakan apakah cukup meyakinkan dan cukup berbobotkah komunikasi kita terdengar ?

3. Jangan Malu

Jika anda berada dalam suatu kelompok dan ingin bicarakan sesuatu, lakukanlah dengan natural, jangan malu sekalipun anda kurang begitu menguasai topic tsb. Takut salah dan takut malu hanya akan membuat anda mundur sebelum melangkah.

4. Lakukan kontak mata

Kontak mata dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri kita. Selain itu dengan kontak mata, anda seakan telah menghilangkan jarak anda dengan lawan bicara.

5. Sedikit bercanda

Humor dan candaan adalah perlu dalam komunikasi. Dengan porsi dan sasaran yang tepat, candaan dan humor membantu mencairkan suasana dan menyegarkan pikiran.

6. Jadilah bagian dari mereka

Jika anda memposisikan diri sama dengan lawan bicara, maka anda akan semakin mudah memasukkan atau menawarkan nilai yang anda punya.

7. Tersenyumlah

Sama halnya dengan kontak mata, tersenyum akan membuat lawan bicara anda tertarik dan akhirnya kita akan lebh mudah menyampaikan tujuan komunikasi.

Demikian 7 tips pelatihan komunikasi efektif yang dapat anda terapkan. Semoga dengan mempraktekkannya, banyak manfaat yang dapat anda raih, yang akhirnya berujung pada meningkatnya kualitas diri kita.

Minuman Untuk Kesehatan Jantung, Apa yaa?


1. Kopi

Mungkin hal ini sepintas terdengar aneh. Tapi tahukah Anda bahwa kopi memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi ketimbang kakao atau teh? Mengonsumsi kopi dalam jumlah yang tepat dapat menghambat peradangan dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. 
Sebuah studi jangka panjang dan berskala besar, di mana melibatkan lebih dari 83.000 perempuan menunjukkan bahwa minum 2 cangkir kopi setiap hari dapat memangkas risiko terkena stroke 20 persen lebih rendah ketimbang mereka yang sedikit minum kopi atau tidak sama sekali.

Saran : Meminum antara 2 hingga 4 cangkir kopi per hari termasuk kategori moderat. Tetapi jika Anda mengalami insomnia, gelisah dan kelelahan, cukup minum satu gelas saja.

2. Jus delima

Belakangan ini reputasi jus buah delima semakin melonjak dan memikat para peneliti gizi. Betapa tidak, para pakar dari University of California menemukan bahwa, kapasitas antioksidan jus delima tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang anggur merah dan teh hijau. Bahkan penelitian awal menunjukkan, konsumsi rutin jus buah delima dapat menurunkan kolesterol, mengurangi plak arteri (faktor risiko untuk penyakit jantung), dan meningkatkan aliran darah ke jantung.

Saran: Jika memungkinkan, hindari tambahan pemanis saat membuat jus delima.

3. Anggur merah (red wine)

Anggur merah mengandung banyak senyawa yang dapat melindungi kesehatan jantung, termasuk di antaranya resveratrol. Resveratrol memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi pembuluh darah di jantung serta membantu mencegah pembentukan penggumpalan darah. Beberapa bukti juga menunjukkan, konsumsi anggur merah dalam jumlah yang moderat dapat meningkatkan HDL (kolesterol baik).

Saran: Untuk perempuan, dianjurkan tidak lebih dari 1,5 gelas perhari. Sedangkan untuk pria, tidak lebih dari 2 gelas.

4. Teh hitam

Teh hitam dihasilkan melalui proses fermentasi setelah daun dipanen lalu dikeringkan. Pengolahan ini mengubah komposisi kimia dari daun, sehingga menghasilkan beberapa antioksidan kuat yang membantu mendukung kesehatan jantung. Teh hitam telah terbukti mengurangi risiko stroke, mengurangi LDL (kolesterol jahat), memperbaiki fungsi pembuluh darah, dan meningkatkan aliran darah dalam arteri koroner. 

Saran : Semakin lama Anda mencelupkan teh, maka semakin besar manfaat fitokimia yang diperoleh. Oleh karena itu, menyajikan teh dengan air panas akan jauh lebih baik sekaligus menjaga kandungan antioksidan tetap terjaga. Minum beberapa cangkir teh hitam setiap hari dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

5. Teh hijau

Seperti teh hitam, teh hijau mengandung banyak antioksidan yang baik untuk jantung. Perbedaan utamanya adalah bahwa teh hijau tidak difermentasi. Sebuah studi tahun 2004 menunjukkan bahwa minum teh hijau dalam jumlah yang banyak dapat mencegah resiko penyakit arteri koroner. Ada banyak penelitian yang menghubungkan konsumsi teh hijau dengan kolesterol rendah, pencegahan pembekuan darah dan stroke.

Saran: Minum 1-3 cangkir teh hijau sehari.

6. Air

Dehidrasi dapat berkontribusi pada beberapa faktor risiko untuk penyakit jantung koroner, termasuk darah kental. Ketika Anda sedang mengalami dehidrasi, darah akan menjadi lebih kental. Kondisi ini membuat hati Anda mengeluarkan lebih banyak energi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Bahkan, dehidrasi kronis dapat menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi). 

Saran:  Banyak ahli merekomendasikan setidaknya dalam sehari seseorang harus minum 8-10 gelas air (untuk dewasa).  Tetapi rekomendasi jumlah yang harus diminum  tidak bisa berlaku pada setiap orang dan setiap kondisi.  Yang pasti, jangan biarkan tubuh Anda sampai mengalami dehidrasi. Anda juga dapat menambahkan jus atau air perasan lemon ke dalam air hangat untuk menambahkan cita rasa sekaligus memeroleh manfaat peluruhan dan antioksidan.